Saturday, June 27, 2009

good luck, jacko

Di seluruh alam semesta ini siapa yang tidak kenal Jacko? Apalagi julukan King of Pop juga dianugerahkan oleh kita semua dan oleh orangtua, paman, bibi, om, tante, atau kakak atau pun kita sendiri dulu pada era 80 an.

Kematiannya baru-baru saja juga membuat nama Jacko melambung.


Apa yang terjadi saat vakum dari album terakhir (yang saya tahu) olehnya yaitu Dangerous dirilis pada tahun 1991 an (kalau saya tidak salah) sampai sesaat sebelum ia meninggal? Namanya tidak lagi sesanter dulu. Tenggelam oleh band dan artis baru yang bermunculan. Nurani kita pun tak lagi teringat akan si raja pop seperti saat ia berkarya dulu.


Lucu bagi saya, melihat isak tangis air mata saat ia meninggal dan dirayakan dengan penuh khidmat untuk seorang yang sudah mati sedangkan saat ia masih hidup, jumlah karangan bunga atau ucapan selamat dan dukungan yang dialamatkan kepadanya tidaklah sebanyak saat ia sudah meninggal. Apa salahnya memberi bunga pada orang yang masih hidup? Artinya malah lebih besar daripada memberikan bunga untuk pusaranya kini.


Saya termasuk seorang penggemar Jacko. Meski tidak pernah mengirim bunga atau apapun kepadanya, namun saya selalu mengenangnya lewat karya-karyanya yang hebat setiap saat. Bukan hanya saat ia meninggal kini. Pun tidak memborong album-albumnya seperti orang-orang indonesia (dan luar negeri sana) baru-baru ini.

Mari kita hargai sang hidup karena ia tidak lagi bisa merasakan kasih sayang kita saat ia sudah mati.


Selamat jalan, Jacko, apapun berita tentangmu, kau tetaplah idola para pehobi musik kebanyakan. Dan namamu akan tetap harum dikenang.


Marilah kita bersama-sama menyanyikan lagu wajibnya....


Like A Comet, Blazing 'Cross The Evening Sky

Gone Too Soon

Like A Rainbow, Fading In The Twinkling Of An Eye

Gone Too Soon

Shiny And Sparkly, And Splendidly Bright

Here One Day, Gone One Night

Like The Loss Of Sunlight On A Cloudy Afternoon

Gone Too Soon

Like A Castle Built Upon A Sandy Beach

Gone Too Soon

Like A Perfect Flower That Is Just Beyond Your Reach

Gone Too Soon

Born To Amuse, To Inspire, To Delight

Here One Day, Gone One Night

Like A Sunset Dying With The Rising Of The Moon

Gone Too Soon

Monday, June 22, 2009

ode kematian

lelaki itu diam saja sembari terduduk. memegang sebatang rokok sambil sesekali menghisapnya. ia tak berbicara apa-apa. pun tanpa ekspresi apa-apa. wanita dan lelaki lain di sekitarnya sesekali tersedu. mengetahui si lelaki tua ini sebentar lagi akan menuju ke peti matinya sendiri.

aku terkesima. baru kali ini kutahu bahwa kematian bisa direncanakan dengan jalan yang mulus. berjalan menuju ke kematiannya sendiri.

yang kutahu, lelaki itu akan berdandan dengan rapi. seperti ia tak pernah berdandan serapi itu dalam hidupnya, kecuali saat ia hendak mempersiapkan resepsi pernikahan. kata orang, pernikahan adalah ajang gengsi terbesar seumur hidup. meskipun aku lebih setuju jika kelahiranlah ajang terbesar seumur hidup.

waktunya telah tiba.

aku masih sedih memikirkan bahwa aku akan berpisah dengan lelaki itu. tapi aku tak dapat menangis. kata orang, air mata adalah bentuk kesedihan atau keharuan yang mendalam. aku sudah tidak dapat menangis lagi. terlalu banyak air mata kutumpahkan seumur hidupku.

ia berdandan rapi. mempersiapkan kematiannya sendiri. lalu kami berjalan beriringan menuju altar yang sudah tersedia peti mati untuknya.

seorang anak dari lelaki itu menangis keras. ia menanyakan bagaimana hidupnya dan anak-anak lainnya jika sang ayah nanti meninggalkan mereka semua. aku terdiam dalam haru. tak tahu harus berpikir apa-apa lagi. pikiranku masih kalut antara akan kehilangan lelaki itu dan masih belum percaya akan fenomena menjemput kematian sendiri.

kami sampai di depan altar. aku memeluk lelaki itu. aku tak dapat berkata-kata. hanya segelintir kalimat meluncur:
"aku menghargai saat-saat indah dan duka yang telah kita lewati bersama. jagalah dirimu."
itu saja.

aku tak tahu lagi harus berkata apa. aku sendiri tak pernah membayangkan kematian itu akan seperti apa nantinya.

alangkah damainya kematian yang dialaminya itu.

lelaki itu sudah lebih dari sepuluh tahun meninggalkanku dan kini hadir dalam mimpi.

dalam kehidupannya yang lalu, aku memeluk erat tubuhnya yang sudah terbujur kaku di kamar mayat. tubuhnya kaku dan dingin. seperti itu rupanya orang yang sudah mati, batinku. aku tak pernah mau masuk ke kamar mayat, namun empat belas tahun yang lalu, aku sudah akrab dengan tubuh orang mati.

aku tak sempat mengucapkan salam perpisahan. namun dalam mimpiku, aku sudah menyampaikannya.

kuyakin ia sudah berbahagia kini di nirwana.


untuk Mr WS, i love and admire U always...

Saturday, June 20, 2009

sekali lancung ke ujian...

ide untuk mencintai sang wanita datang tiba2.
aku mencintainya namun ia hendak menikah dengan pasangan kasihnya.
jadi aku hanya diam saja dan membiarkan perasaan itu tumbuh dengan sendirinya dan liar.
ia tahu secara alamiah bahwa aku mendambanya juga.

namun dia tetaplah pada rencananya semula.

kukira ia seperti kata-katanya.
"aku sanggup hidup dimanapun, dalam situasi apapun, bagaimanapun, dengan orang yang kucintai"
kukira itu tidaklah mudah karena itu membutuhkan pengorbanan besar terutama dalam hal materi.
"itu bukanlah segalanya. cinta lebih penting, jauh diatas segalanya"
kukira ia sudah berubah total pendiriannya akan cinta.
"hidup bahagia selamanya adalah yang terpenting dari apapun"
kukira ia mencintaiku, dan bukan mencintainya.
"aku ingin sebuah pernikahan yang mewah dan megah!"


kukira kebanyakan wanita memang begitu...

Friday, June 5, 2009

my heart will go on...

seorang ayah, suami, lelaki
memiliki 2 orang anak,
1 istri,
1 wanita yang dicintai dari masa lalu,
1 wanita yang daripadanya ia mengenal sex yang sesungguhnya

wanita yang dicintainya dari masa lalu ini tidak ingin dinikahinya karena alasan karir sang wanita

wanita yang daripadanya ia mengenal sex yang sesungguhnya, menuntut agar ia dinikahi

lelaki ini akhirnya ingin menikahinya, dengan atau tanpa sepersetujuan sang istri

namun sang wanita tidak ingin dimadu

akhirnya sang wanita menikah dengan lelaki lain

sang wanita yang dari masa lalu entah kemana

sang lelaki meneruskan kehidupan rumah tangganya yang bahagia, menyaksikan kedua anaknya tumbuh pesat

sebuah keluarga yang bahagia... semoga senantiasa



--> to BSL: you are always on my mind